Cari Blog Ini

Minggu, 08 Maret 2015

Pesanku : Sepenggal Kisah Setelah Putih Abu-Abu

         Hari dimana Ujian Nasional pun telah tiba, ilmu yang ku dapat selama 12 tahun diuji hari itu. Selama 3 hari, aku bertarung dengan 6 mata pelajaran utama bidang IPA. Tidak aku saja, sahabatku seluruh Indonesia merasakan hal yang sama denganku. Pensil computer dan kertas jawaban adalah 2 kunci kata LULUS yang akan kami terima kelak.
                “Hei, Jul! Ngelamun aja lu, gak biasanya lu ngelamun”, seseorang mengagetkanku
                “Eh elu dar, dak apa-apa sih. Cuma kepikiran masa putih abu kita bakal selesai. Mana belum puas nih seneng-seneng, cepet banget rasanya”, Kulontarkan kataku ke Haidar, sahabat karibku.
                “Iya juga, baru kemaren di MOS eh sudah mau lulus aja. Kerjaan gue belum tuntas nih, mana pacar belum dapet”, ketus dia.
                “Eleh, si Desi itu siapa, hayo. Gak bakal lah cowok setampan loe gak laku, Alfin aja ada tuh cewek meski akhirnya jomblo. Hahahha”, ledek ku ke dia.
                “Bicara apaan sih loe pada, pake nyebut nama gua lagi”, Alfin dating bersama Bimo.
                “Gak apa fin, bicara masa lalu loe aja sama si R ama gebetan Juli. Eh, dah siap belom ujian 3 hari nanti, aku selu-selu aja main yang murni aja gak pake contek-contekkan”, kata si Bimo
                “Eleh, paling 20 paket soal itu nanya ke gue semua. Belum tentu yang punyaku dikerjain malah kalian nanya-nanya gue nanti. Pusing dah gue”, jawabku
                “Santai aja, ada aku yang bantu kalian kok, kalau kalian mau ada kunci nih gue tapi wani piro”, Rama dating menyambung pembicaraan.
                “Eh lu Rama, mana si Rizal? Biasa loe berdua terus ama dia, tumben gak bareng. Pecah kongsi nih?”, Haidar bertanya.
                “Gak lah, biasa lah dia minggat padahal mau dekat ujian masih sempat minggat”, Rama menjawab.
                “Ayo, daripada pusing mikirin ujian, main volley aja tuh. Banyak yang ngajak main. Itung-itung main bersama ngisi waktu-waktu terakhir SMA”, ajak ALfin.
                “Oke, boleh juga ide loe. Bakal kangen main bareng kalian nih”, jawabku.

                Kisahku bersama keenam sahabatku sungguh mengingatkan ku ketika SMA. Banyak hal yang kami lakukan hingga sampai meneteskan air mata kerinduan akan mereka berenam. Masa SMA yang 3 tahun dahulu ku lewati sungguh indah. Tadi hanya sepotong percakapanku bersama keenam sahabatku dimasa putih abuku. Kini kabar mereka sudah kurang ku dengar hingga ku lupa akan mereka atau sebaliknya. Namun, satu hal yang akan membekas hingga maut menjemput adalah kenangan indah bersama mereka yang sungguh takkan ku lupa. Sedetikpun ku ingat akan kebahagiaan, kesedihan, kekeluargaan yang sangat kurindukan hingga saat ini. Melalui tulisan ini, ku harap sahabatku akan membacanya, dan akan tahu bahwa betapa ku rindu akan kalian, betapa ku rindu akan semua hal bersama kalian, betapa ku ingin bertemu kalian lagi, sampai kesuksesan menjemput kita semua ku harap kita tetap dalam satu keluarga kecil yang memiliki rasa kebersamaan yang besar seperti slogan alumni kita “BIFAMTION”. Salam rindu untuk kalian semua, sahabatku.

Jumat, 06 Maret 2015

Sejarah Singkat Tentang Universitas Sriwijaya

Ide untuk memiliki sebuah perguruan tinggi di Sumatera Selatan telah ada sejak awal tahun 1950-an, yang dicetuskan dalam suatu kesempatan resepsi perayaan hari Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1952. Diprakarsai oleh beberapa orang pemuka masyarakat, menjelma menjadi kesepakatan untuk membentuk "Panitia Fakulteit Sumatera Selatan". Menjelang akhir Agustus 1952, dengan berbagai pertimbangan, ditetapkan bahwa yang pertama akan didirikan adalah Fakultas Ekonomi. Untuk itu dibentuklah "Panitia Fakultet Ekonomi Sumatera Selatan" yang dikelola oleh suatu yayasan yang didirikan pada tanggal 1 April 1953 dengan nama "Yayasan Perguruan Tinggi Sjakhjakirti".
Pembukaan Fakultet Ekonomi secara resmi di bawah Yayasan Perguruan Tinggi Sjakhjakirti ini dilakukan pada tanggal 31 Oktober 1953 dalam suatu acara yang dihadiri oleh Mr. Hadi, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PPK), Drg. M. Isa (Gubernur Sumatera Selatan), Letjen. TNI (Purn.) Bambang Utoyo (Panglima TT II Sriwijaya) dan Ali Gathmyr (Ketua DPRD Sumatera Selatan).
Upaya melengkapi perguruan tinggi di Sumsel dilanjutkan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Sjakhjakirti dengan membentuk Panitia Penyelenggaraan Fakultas Hukum. Pada tanggal 1 November 1957, bertepatan dengan perayaan Dies Natalis IV Fakultas Ekonomi, diresmikanlah fakultas tersebut dengan nama 'Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat".
Pengembangan kemudian dilanjutkan dengan bantuan Penguasa Militer Teritorial II Sriwijaya yang memberikan bantuan keuangan unuk mendirikan gedung permanen Yayasan Perguruan Tinggi Sjakhjakirti di Bukit Besar (kini Kampus Unsri Bukit Besar). Upacara peletakan batu pertamanya dilakukan pada tanggal 31 Oktober 1957.
Upaya selanjutnya adalah penegerian perguruan tinggi yang sudah ada tersebut. Dengan perjuangan gigih tokoh masyarakat Sumsel ketika itu, antara lain Kolonel Harun Sohar (Panglima selaku Ketua Paperda TT II/ Sriwijaya) dan H.A. Bastari(Gubernur), hambatan yang masih ada untuk berdirinya universitas negeri di Palembang dapat diatasi. Delegasi yang dikirim ke Jakarta bulan Desember 1959 menemui Menteri PPK (Mr. Moh Yamin) berhasil memperoleh jaminan kesediaan pemerintah untuk mengambil alih Perguruan Tinggi Sjakhjakirti menjadi suatu universitas negeri. Dengan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1960 tanggal 29 Oktober 1960 (Lembaran Negara Tahun 1960 No. 135) akhirnya berdirilah Universitas Sriwijaya yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 3 November 1960 dalam upacara penandatanganan piagam pendirian oleh Presiden Soekarno dengan disaksikan oleh Menteri PPK (Mr. Priyono) dan beberapa Duta Besar negara sahabat. Sebagai Presiden Universitas yang pertama diangkat Drg. M. Isa yang diangkat dengan Keputusan Presiden No. 696/M tahun 1960 tanggal 29 Okober 1960.
Untuk memenuhi tuntutan perkembangan, Unsri kemudian merencanakan penambahan kampus, di luar Bukit Besar yang sudah ada, dengan membebaskan tanah seluas 712 hektare, di Indralaya, Kabupaten Ogan Komering Ilir (Sekarang Ogan Ilir), pada tahun 1982. Pembangunan kampus baru ini dimulai pada tahun 1983 dengan bantuan dana Asian Development Bank (ADB), yang secara fisik baru dimulai pada tahun 1989 dan berakhir pada tanggal 31 Desember 1993. Gubernur Sumatera Selatan H. Ramli Hasan Basri memberikan kuliah perdana menandai awal kegiatan akademik di kampus baru Indralaya ini pada tanggal 1 September 1993. Pemanfaatan sepenuhnya fasilitas di Kampus Indralaya dilaksanakan dengan Keputusan Rektor pada bulan Januari 1995 dimana ditetapkan bahwa terhitung sejak tanggal 1 Februari 1995 semua kegiatan administrasi dan sebagian besar kegiatan akademik diselenggarakan di Kampus Indralaya. Peresmian Kampus Unsri Indralaya yang sesungguhnya baru dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 1997 oleh Presiden Soeharto.
PERKEMBANGAN UNSRI DI LUAR SUMSEL
Setelah Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Lampung (YPPTL) dibentuk, maka didirikanlah Fakultas Ekonomi, Hukum, dan Sosial (FEHS). YPPTL ditugasi membina FEHS tersebut dan mengupayakan status negeri. Jalan yang ditempuh adalah dengan bekerjasama dengan Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang. Berdasarkan keputusan Presiden Unsri Nomor D-40-7-1961, tanggal 14 Februari 1961, terhitung sejak 1 Februari 1961, FEHS Lampung ditetapkan sebagai Fakultas Ekonomi Cabang Unsri dan Fakultas Hukum Cabang Unsri berkedudukan di Telukbetung, Lampung. Pada tanggal 23 September 1965, keluar Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 195 tahun 1965, yang meresmikan berdirinya Universitas Lampung sebagai universitas negeri di Lampung. Keputusan PTIP tersebut dikukuhkan dengan Keputusan Presiden RI No. 73 tahun 1966. Sehingga dapat dikatakan bahwa FEB dan FH merupakan fakultas tertua yang lahir bersamaan.